Terkadang karena terburu-buru saat akan meninggalkan
kamar hotel, kita lupa membawa kartu identitas saat akan mengunjungi sebuah
tempat wisata. Celakannya, kartu identitas adalah hal yang krusial agar kita
dapat melewati pintu masuk sebuah tempat wisata dan karenanya tidak ada pilihan
lain selain harus kembali ke kamar hotel untuk mengambil kartu yang tertinggal.
Tetapi sekarang kita tidak perlu repot-repot kembali
ke kamar hotel jika kartu ID kita tertinggal di negara Cina. Pasalnya Baidu,
sebuah perusahaan teknologi besar di Cina, telah mulai mencoba sebuah teknologi
termutahir yang mereka juluki dengan Facial
Recognition Technology minggu lalu di Wuzhen, sebuah kota historis di Cina.
Menurut Baidu dan juga menurut pihak pengelola tempat wisata Wuzhen, respon
masyarakat sejauh ini terlihat positive terkait dengan penggunaan teknologi
ini. Lantas bagaimana sebenarnya teknologi ini bekerja?
Hal pertama yang yang dilakukan dalam penggunaan Facial Recognition Technology adalah
memfoto setiap pengunjung tempat wisata yang datang dan mengupload hasil jepretan tersebut ke sebuah
database. Ketika pengunjung tersebut mencoba mengakses setiap fasilitas di
tempat wisata Wuzhen, setiap tablet yang tertempel pada setiap pintu masuk
tempat wisata akan merekam semua gerak gerik pengunjung dan mengirim beberapa
frame dari video tersebut ke database.
Dengan alasan "wajah tak mungkin tertinggal" Baidu percaya bahwa teknologi ini akan sangat efektif via cnn.com |
Di database inilah sistem akan menganalisis apakah
pengunjung diperbolehkan mengakses tempat wisata atau tidak. Menurut Baidu,
proses ini hanya memakan waktu 0,6 detik dan keakurasiannya mencapai 99,77%.
Menurut Andrew Ng sebagai Baidu Chief Scientist, seperti dikutip dalam CNNMoney, metode ini
sangat efektif dibandingkan dengan metode autentifikasi yang lain karena setiap
orang akan selalu membawa mukanya kemana saja.
Jika beberapa Facial
Recognition Technology dapat diakali
dengan membawa foto seseorang dan menempatkannya di depan kamera, maka
teknologi besutan Baidu telah selangkah kedepan dalam mengatasinya. Baidu
mengatakan bahwa teknologi ciptaan ini dapat mendeteksi apakah orang yang
sedang berada di depan kamera tersebut adalah manusia hidup atau hanya sekedar
gambar.